Pemilihan kepala daerah untuk tingkat provinsi dan enam kabupaten/kota di Sulawesi Utara baru akan dilakukan empat bulan mendatang. Namun, saat ini sejumlah bakal calon kepala daerah, khususnya yang akan maju di pilkada tingkat provinsi, sudah mulai menggelontorkan uang.(wah kok bisa?)
Vonny Anneke Panambunan, misalnya, baru-baru ini demikian atraktif tampil di panggung rakyat. Dari atas mobil terbuka, dia bersama tim suksesnya yang menggenggam bergepok-gepok uang pecahan Rp 50.000 dan Rp 20.000 membagi-bagikan uang kepada banyak orang. (Money Politik)
Aksi seperti itu dilakukannya di Bitung, Manado, dan Minahasa. Ia membidik tempat-tempat keramaian, antara lain pasar, terminal, dan warung kopi.
Seusai deklarasi sebagai calon gubernur yang didukung 17 partai politik nonparlemen di Manado Convention Centre, pada 7 Januari lalu pun Vonny membagi-bagikan uang jutaan rupiah kepada ratusan kaum lanjut usia, para gembala, pendeta, dan ustaz.
Namun, tak sedikit yang kecewa. Setidaknya, 5.000-an orang yang hadir dalam deklarasi itu akhirnya pulang dengan tangan kosong setelah Vonny menghentikan bagi-bagi uang menyusul seorang ibu pingsan saat antre mendapatkan bagian.
Seorang anggota tim sukses Vonny menyebutkan, sekitar Rp 1 miliar dihabiskan dalam berbagai aksi hampir sebulan belakangan ini, sejak Desember tahun lalu.
Beasiswa
Berbeda dengan Vonny, Elly Lasut, yang kini masih menjabat Bupati Talaud, sejak sekitar empat bulan lalu sudah ”turun gunung”. Bakal calon gubernur yang satu ini berupaya memikat rakyat melalui program pendidikan.
Ratusan ribu warga di Minahasa, Manado, Sangihe, dan Talaud diikat Elly dan tim suksesnya dengan program beasiswa Rp 30.000 setiap anak didik per bulan.
Kepada wartawan, beberapa waktu lalu Elly secara gamblang memaparkan, data penerima beasiswa dari dia mencapai 73.000 dari target 100.000 orang. Artinya, Ketua DPD Partai Golkar ini setiap bulannya mengeluarkan uang pribadi Rp 2,19 miliar.
Angka itu belum termasuk ongkos transportasi tim sukses dan kegiatan pertemuan serta biaya publikasi melalui ribuan baliho dan spanduk yang ditebar di seantero Sulawesi Utara.
Menurut sejumlah sumber, Elly yang baru dilantik sebagai Bupati Talaud pada Juli tahun lalu itu juga membiayai puluhan siswa Talaud yang belajar di luar negeri. Biaya untuk mereka diperkirakan mencapai ratusan juta per orang setiap tahun. (bisakah di katagorykan sebagai Money Politik ?)
Tak kalah dengan Vonny dan Elly, Olly Dondokambey yang sekarang menjabat Wakil Ketua Badan Anggaran DPR baru-baru ini juga bagi-bagi ”angpau”. Bakal calon gubernur yang konon akan diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan tersebut beraksi dalam suatu ibadah syukuran Tahun Baru.
Saat itu dia mengundang ratusan pemuka agama ke rumahnya. Para pendeta yang berdatangan dari Manado, Minahasa, dan Bitung tampak berdesak-desakan menerima amplop berisi uang Rp 200.000 hingga Rp 300.000 darinya. Janes Parengkuan, fungsionaris DPD PDI-P Sulut, menyebut angka Rp 300 juta dari kegiatan bagi-bagi angpau pada 8 Januari lalu itu.
Sebelumnya, hal yang sama dilakukan Olly pada beberapa pertemuan dengan masyarakat Manado dan Minahasa. Janes menganggap lumrah kegiatan tersebut. ”Seperti kita membagi (sebagian) rezeki kepada orang yang membutuhkan,” katanya.
Alasan serupa disampaikan Vonny. Menurut dia, tidak ada maksud politik di balik bagi-bagi duit itu. ”Saya tulus membagi-bagi berkat Tuhan sebagai ucapan syukur,” katanya.
Jumlah uang yang ”dibagi-bagikan” di atas tentunya cukup fantastis. Apalagi jika mengingat pelaksanaan pilkada masih dipertanyakan.
Saat ini, anggaran pelaksanaan Pilkada Sulut yang ditawarkan Komisi Pemilihan Umum kepada Pemerintah Provinsi Sulut—untuk dibebankan di dalam APBD sebesar Rp 60 miliar sampai Rp 70 miliar—belum disetujui. Ketua KPU Sulut Livie Allow mengatakan, anggaran pelaksanaan pilkada masih dalam negosiasi. ”Saya tidak mau menyebut angka, tetapi kami masih menghitung bersama (pemerintah provinsi),” katanya.
Reputasi
Pengamat politik dari Universitas Sam Ratulangi, Manado, Sonny Wuisan, mempertanyakan asal uang yang digelontorkan sejumlah bakal calon kepala daerah. Pertanyaan itu muncul mengingat reputasi beberapa di antaranya tercatat kurang baik.
Vonny Panambunan, misalnya, adalah bakal calon gubernur Sulut yang baru bebas dari hukuman 18 bulan penjara—terkait perkara korupsi proyek studi kelayakan Bandar Udara Loa Kulu, Kutai Kartanegara, senilai Rp 4 miliar.
Terkait dengan reputasi itu, Nelson Sasauw, tokoh masyarakat Talaud, Sabtu lalu, melaporkan sejumlah indikasi dugaan korupsi yang melibatkan Elly sebagai Bupati Talaud kepada perwakilan Badan Pemeriksa Keuangan Sulut.
Namun, Livie Allow tak terlalu memedulikan hal-hal di atas. Menurut Livie, pihaknya tak akan mempermasalahkan polemik seperti itu. ”Toh mereka belum resmi menjadi calon gubernur. Tunggu saja tanggal mainnya,” katanya.
Source : Kompas
Note : Just Share, Berita asli dan seluruh data milik kompas.com
GWGQFNV922MT
Vonny Anneke Panambunan, misalnya, baru-baru ini demikian atraktif tampil di panggung rakyat. Dari atas mobil terbuka, dia bersama tim suksesnya yang menggenggam bergepok-gepok uang pecahan Rp 50.000 dan
Aksi seperti itu dilakukannya di Bitung, Manado, dan Minahasa. Ia membidik tempat-tempat keramaian, antara lain pasar, terminal, dan warung kopi.
Seusai deklarasi sebagai calon gubernur yang didukung 17 partai politik nonparlemen di Manado Convention Centre, pada
Namun, tak sedikit yang kecewa. Setidaknya, 5.000-an orang yang hadir dalam deklarasi itu akhirnya pulang dengan tangan kosong setelah Vonny menghentikan bagi-bagi uang menyusul seorang ibu pingsan saat antre mendapatkan bagian.
Seorang anggota tim sukses Vonny menyebutkan, sekitar
Berbeda dengan Vonny, Elly Lasut, yang kini masih menjabat Bupati Talaud, sejak sekitar empat bulan lalu sudah ”turun gunung”. Bakal calon gubernur yang satu ini berupaya memikat rakyat melalui program pendidikan.
Ratusan ribu warga di Minahasa, Manado, Sangihe, dan Talaud diikat Elly dan tim suksesnya dengan program beasiswa Rp 30.000 setiap anak didik per bulan.
Kepada wartawan, beberapa waktu lalu Elly secara gamblang memaparkan, data penerima beasiswa dari dia mencapai 73.000 dari target 100.000 orang. Artinya, Ketua DPD Partai Golkar ini setiap bulannya mengeluarkan uang pribadi
Angka itu belum termasuk ongkos transportasi tim sukses dan kegiatan pertemuan serta biaya publikasi melalui ribuan baliho dan spanduk yang ditebar di seantero Sulawesi Utara.
Menurut sejumlah sumber, Elly yang baru dilantik sebagai Bupati Talaud pada Juli tahun lalu itu juga membiayai puluhan siswa Talaud yang belajar di luar negeri. Biaya untuk mereka diperkirakan mencapai ratusan juta per orang setiap tahun. (bisakah di katagorykan sebagai Money Politik ?)
Tak kalah dengan Vonny dan Elly, Olly Dondokambey yang sekarang menjabat Wakil Ketua Badan Anggaran DPR baru-baru ini juga bagi-bagi ”angpau”. Bakal calon gubernur yang konon akan diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan tersebut beraksi dalam suatu ibadah syukuran Tahun Baru.
Saat itu dia mengundang ratusan pemuka agama ke rumahnya. Para pendeta yang berdatangan dari Manado, Minahasa, dan Bitung tampak berdesak-desakan menerima amplop berisi uang Rp 200.000 hingga Rp 300.000 darinya. Janes Parengkuan, fungsionaris DPD PDI-P Sulut, menyebut angka Rp 300 juta dari kegiatan bagi-bagi angpau pada 8 Januari lalu itu.
Sebelumnya, hal yang sama dilakukan Olly pada beberapa pertemuan dengan masyarakat Manado dan Minahasa.
Alasan serupa disampaikan Vonny. Menurut dia, tidak ada maksud politik di balik bagi-bagi duit itu. ”Saya tulus membagi-bagi berkat Tuhan sebagai ucapan syukur,” katanya.
Jumlah uang yang ”dibagi-bagikan” di atas tentunya cukup fantastis. Apalagi jika mengingat pelaksanaan pilkada masih dipertanyakan.
Saat ini, anggaran pelaksanaan Pilkada Sulut yang ditawarkan Komisi Pemilihan Umum kepada Pemerintah Provinsi Sulut—untuk dibebankan di dalam APBD sebesar Rp 60 miliar sampai Rp 70 miliar—belum disetujui. Ketua KPU Sulut Livie Allow mengatakan, anggaran pelaksanaan pilkada masih dalam negosiasi. ”Saya tidak mau menyebut angka, tetapi kami masih menghitung bersama (pemerintah provinsi),” katanya.
Pengamat politik dari Universitas Sam Ratulangi, Manado, Sonny Wuisan, mempertanyakan asal uang yang digelontorkan sejumlah bakal calon kepala daerah. Pertanyaan itu muncul mengingat reputasi beberapa di antaranya tercatat kurang baik.
Vonny Panambunan, misalnya, adalah bakal calon gubernur Sulut yang baru bebas dari hukuman 18 bulan penjara—terkait perkara korupsi proyek studi kelayakan Bandar Udara Loa Kulu, Kutai Kartanegara, senilai Rp 4 miliar.
Terkait dengan reputasi itu, Nelson Sasauw, tokoh masyarakat Talaud, Sabtu lalu, melaporkan sejumlah indikasi dugaan korupsi yang melibatkan Elly sebagai Bupati Talaud kepada perwakilan Badan Pemeriksa Keuangan Sulut.
Namun, Livie Allow tak terlalu memedulikan hal-hal di atas. Menurut Livie, pihaknya tak akan mempermasalahkan polemik seperti itu. ”Toh mereka belum resmi menjadi calon gubernur. Tunggu saja tanggal mainnya,” katanya.
Source : Kompas
Note : Just Share, Berita asli dan seluruh data milik kompas.com
GWGQFNV922MT
viagra asli
BalasHapusjual viagra
toko viagra
viagra usa
viagra original
obat viagra
viagra pfizer
obat kuat viagra
obat viagra asli
agen viagra asli
apotik viagra asli
toko viagra asli
jual viagra asli
viagra pfizer asli
viagra original usa
viagra asli pfizer
viagra asli usa
viagra asli original
viagra cod jakarta
viagra jakarta
viagra asli jakarta
obat kuat jakarta
obat kuat asli jakarta
jual viagra jakarta
toko viagra jakarta
agen viagra jakarta
apotik viagra jakarta
toko obat kuat jakarta
harga viagra
beli viagra
titan gel asli
titan gel
jual titan gel
toko titan gel
jual cialis
toko cialis
cialis asli
cialis jakarta
cialis asli jakarta
viagra asli
jual viagra
toko viagra
toko viagra asli
jual viagra asli
viagra asli jakarta
viagra jakarta
toko viagra asli
jual viagra asli
viagra asli
jual viagra
toko viagra
viagra asli