
Di daerah Gorontalo, menurut kisah para orang-orang tua, pernah menganut sebuah kebiasaan yang mungkin bisa juga dikategorikan adat pada saat itu. Kebiasaan yang sudah turun-temurun dan kini sudah hilang, yaitu mempelai pria harus mengalaskan selembar kain berwarna putih di bawah tubuh istrinya. Adat mengalaskan kain putih di bawah tubuh mempelai wanita pada saat malam pertama, memiliki makna penting. Itu sebagai pembuktian untuk mempelai pria bahwa istirnya benar-benar masih suci atau belum pernah terjamah sebelumnya.
Mungkin pembuktian ini memang tak mengacu pada ilmu biologi yang terkait dengan selaput dara wanita, karena salah satu tanda mempelai wanita masih suci yaitu ketika pertama kali melakukan hubungan suami istri maka ia akan mengeluarkan darah. Jadi ketika suami menemukan darah di kain putih, maka itulah pembuktian bahwa dirinya pertama menjamah istrinya.
Bukan hanya sampai di situ, pada pagi harinya, mempelai pria akan sungkem kepada mertuanya sambil memperlihatkan kain putih pengalas. Sebagai pertanda dialah yang pertama mendapat kesucian dari putri mereka. Hal ini akan membawa kebanggaan dan kehormatan bagi orang tua dan keluarga besar pihak perempuan bahwa anaknya masih suci. Hal menarik lainnya yakni tanpa sepengetahuan kedua mempelai, orang tua dari pihak mempelai wanita akan menempatkan seorang wanita tua (nenek) yang berasal dari pihak keluarga wanita di bawah tempat tidur mempelai. Artinya nenek itu akan ada di bawah tempat tidur saat prosesi malam pertama berlangsung. Hal tersebut mempunyai makna sebagai berikut :
- Nenek tersebut akan menjadi saksi apabila mempelai pria pada malam
pertamanya melakukan kekerasan atau mengkasari istrinya. - Nenek tersebut akan menjadi saksi apabila mempelai wanita tidak mau
melayani hak suaminya. - nenek akan bertindak sebagai penengah jika yang terjadi pada kedua mempelai justru bukan bercinta, namun berkelahi.
Tradisi malam pertama dengan kain putih dan nenek berada di bawah tempat tidur pengantin saat prosesi malam pertama berlangsung saat ini sudah tidak pernah ada yang melaksanakannya. Perkembangan zaman menjadi salah satu penyebabnya. Bila zaman dulu orang tahu bahwa ukuran keperawanan itu dilihat dari apakah mempelai wanita mengeluarkan darah pada malam pertamanya atau tidak.
Tapi sejak ilmu pengetahuan terutama mengenai selaput dara wanita semakin canggih maka telah dapat dijelaskan bahwa bisa saja keperawanan seorang gadis itu hilang tanpa melakukan hubungan dengan siapa pun.
Mungkin sewaktu kecil pernah mengalami kecelakaan atau sejenisnya yang membuat selaput dara pecah bahkan bila selaput dara seorang wanita tebal maka bisa jadi selaput dara tidak akan mudah ditembus pada saat malam pertama.
Tradisi ini kini tinggallah cerita dari orang-orang tua dulu yang pernah mengalaminya.
Source : hulondhalo.com
viagra asli
BalasHapusjual viagra
toko viagra
viagra usa
viagra original
obat viagra
viagra pfizer
obat kuat viagra
obat viagra asli
agen viagra asli
apotik viagra asli
toko viagra asli
jual viagra asli
viagra pfizer asli
viagra original usa
viagra asli pfizer
viagra asli usa
viagra asli original
viagra cod jakarta
viagra jakarta
viagra asli jakarta
obat kuat jakarta
obat kuat asli jakarta
jual viagra jakarta
toko viagra jakarta
agen viagra jakarta
apotik viagra jakarta
toko obat kuat jakarta
harga viagra
beli viagra
titan gel asli
titan gel
jual titan gel
toko titan gel
jual cialis
toko cialis
cialis asli
cialis jakarta
cialis asli jakarta
viagra asli
jual viagra
toko viagra
toko viagra asli
jual viagra asli
viagra asli jakarta
viagra jakarta
toko viagra asli
jual viagra asli
viagra asli
jual viagra
toko viagra
viagra asli